25 Oktober 2019

Program PKP berbasis Zonasi

Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Berbasis Zonasi

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak guru dari SD dan SMP yg mengikuti Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Termasuk di Kota Malang.
  1. Kegiatan PKP Zonasi, setiap kelas berisi relatif 20 Guru Sasaran, seorang Guru Inti dan Seorang Pendamping (Kepala Sekolah atau Pengawas). 
  2. Kegiatan dengan sistem In-On -In,
  3. Kegiatan Pendampingan oleh KS atau Pengawas pada kegiatan On
  4. Penilaian Guru Sasaran, dilaksanakan  waktu In oleh Guru Inti dan waktu On oleh KS atau Pengawas,
Adapun Panduan Kegiatan Pendampingan PKP Zonasi, dijelaskan sebagai berikut:

PANDUAN PENDAMPINGAN
KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH PADA KEGIATAN IN/ON
PROGRAM PKP BERBASIS ZONASI

A.   Pola Pendampingan oleh Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah
1.      In Service Learning (IN)
  1.     Pengawas Sekolah yang ditugaskan oleh DInas Pendidikan setempat sebagai pendamping program PKP berbasis zonasi berada di tempat kegiatan selama kegiatan tatap muka (IN) berlangsung.
  2.         Pengawas Sekolah mencatat aktivitas pelatihan yang dilakukan oleh GI dan GS yang mengacu pada rambu-rambu pemantauan dan melampirkan bukti fisik.
  3.          Pengawas Sekolah hanya melakukan pemantauan dan memberikan masukan jika diminta oleh GI pada saat proses pelatihan.
  4.         Instrumen jurnal yang telah diisi oleh Pengawas Sekolah selama kegaitan IN digunakan oleh GI sebagai dasar untuk menilai sikap GS
  5.         Instrumen jurnal pendampingan disahkan oleh kepala sekolah dimana kegiatan IN di pusat belajar berlangsung.


2.     On The Job Learning (ON)
  1.         Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah melakukan pendampingan selama GS melakukan kegiatan ON sebagai salah satu tugas dan fungsi (supervisi akademik) KS maupun PS.
  2.         Kepala sekolah dan pengawas sekolah memberikan penilaian sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada instrumen pendampingan ON.
  3.          Pada saat pendampingan kegiatan ON, Kepala sekolah dan pengawas sekolah diharapkan memberikan bimbingan kepada GS dalam menyelesaikan tugas-tugas selama ON
  4.         Nilai yang diberikan oleh Kepala sekolah/pengawas sekolah diserahkan kepada GS dalam amplop tertutup, yang nantinya diserahkan GS ke GI untuk diinput ke dalam format penilaian.

B.   Jurnal Kegiatan IN oleh Kepala Sekolah / Pengawas Sekolah
Instrumen jurnal IN diisi oleh pengawas sekolah pada saat pelaksaan IN. Pada setiap kegiatan IN, pengawas yang ditugaskan oleh dinas pendidikan memiliki jurnal pendampingan yang disesuaikan dengan materi dan aktivitas saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh GI dan GS pada saat kegiatan IN di pusat belajar.
Tujuan instrumen ini adalah sebagai panduan pengawas sekolah dalam mendampingi kegiatan IN di pusat belajar, dengan ketentuan pengisian jurnal sebagai berikut:
1.     Jurnal diisi ketika pelaksanaan kegiatan IN pada Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi.
2.     Pendamping harus berada di tempat kegiatan selama kegiatan berlangsung sehingga pengawas mampu secara substansi menuangkan dalam jurnal.
3.     Pengawas sekolah sebagai pendamping mencatat semua aktivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru inti dan Guru sasaran disaat kegiatan IN beradasarkan rambu-rambu pendampingan.
4.     Catatan aktivitas kegiatan harus dilengkapi dengan bukti fisik berupa dokumen (Lembar kerja) dan aktifitas kegiatan.
5.     Jurnal kegiatan IN ditandatangani oleh pendamping dan Kepala Sekolah tempat penyelenggaraan kegiatan IN dengan membuhkan stempel pada tanda tangan Kepala Sekolah
6.     Berikan tanda (Ö ) pada kolom bukti fisik, serta lampirkan bukti fisik dalam bentuk dokumen (sampel saja pada setiap komponen) dan foto kegiatan yang didapatkan pada kegiatan IN.
 C.   Pendampingan ON Kepala Sekolah / Pengawas Sekolah
Instrumen pendampingan selama kegiatan ON dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah. Pada setiap kegiatan ON memiliki dua instrumen pendampingan sesuai dengan tugas yang diberikan kepada Guru Sasaran selama kegiatan ON.
Tujuan instrumen ini adalah memberikan rambu-rambu kepada Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah dalam melakukan pendampingan kepada GS selama menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh GI saat kegiatan IN sesuai dengan struktur program PKP berbasis zonasi.

Intrumen pendampingan yang ada selama kegiatan ON adalah:
1.   Review RPP
a      Memiliki 16 komponen dengan jumlah total 43 indikator,
b     Pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom “YA atau TIDAK” sesuai dengan penilaian selama ON,
c      Pengisian “Catatan/Sasaran tindak lanjut” diberikan setiap indikator baik yang memberikan tanda centang pada kolom “YA” maupun pada kolom “TIDAK”.
d     Kolom “CATATAN” diisi jika ada temuan-temuan lain selama melaksanakan pendampingan pada kegiatan ON,
e      Penilaian :
Nilai review RPP = Skor Perolehan/skor maksimal (43) x 100
Kriteria hasil review RPP adalah sebagai berikut.
Nilai
Kriteria
9< nilai £ 100
Sangat Baik
80 < nilai £ 90
Baik
70 < nilai £ 80
Cukup
60 < nilai £ 70
Kurang
<60
Sangat Kurang
f       Instrumen pendampingan ditandatangani oleh Kepala Sekolah tempat GS bertugas dan distempel, serta ditandatangani juga oleh GS yang didampingi KS/PS.


2.   Review Desain Pembelajaran
a      Memiliki 8 komponen dengan jumlah total 35 indikator,
b     Pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom “YA atau TIDAK” sesuai dengan penilaian selama kegiatan ON,
c      Pengisian “Catatan/Sasaran tindak lanjut” diberikan setiap indicator baik yang memberikan tanda centang pada kolom “YA” maupun pada kolom “TIDAK”.
d     Kolom “CATATAN” diisi jika ada temuan-temuan lain selama melaksanakan pendampingan pada kegiatan ON,
e      Penilaian :
Nilai review RPP =  Skor Perolehan/skor maksimal (35) x 100
Kriteria hasil review RPP adalah sebagai berikut.
ilai
Kriteria
9< nilai £ 100
Sangat Baik
80 < nilai £ 90
Baik
70 < nilai £ 80
Cukup
60 < nilai £ 70
Kurang
<60
Sangat Kurang
f       Instrumen pedampingan ditandatangani oleh Kepala Sekolah tempat GS bertugas dan distempel, serta ditandatangani juga oleh GS yang didampingi KS/PS.

3.   Lembar Observasi Praktek Pembelajaran
a      Memiliki 3 kegiatan pembelajaran dengan jumlah total 26 aspek yang diamati,
b     Pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom “YA atau TIDAK” sesuai dengan penilaian selama ON,
c      Pengisian “Catatan” diberikan setiap indicator baik yang memberikan tanda centang pada kolom “YA” maupun pada kolom “TIDAK”,
d     Kolom “CATATAN” diisi jika ada temuan-temuan lain selama melaksanakan pendampingan pada ON,
e      Penilaian :
Nilai review RPP =  Skor Perolehan/skor maksimal (26) x 100
Kriteria hasil review RPP adalah sebagai berikut.
Nilai
Kriteria
9< nilai £ 100
Sangat Baik
80 < nilai £ 90
Baik
70 < nilai £ 80
Cukup
60 < nilai £ 70
Kurang
<60
Sangat Kurang
f       Instrumen pedampingan ditandatangani oleh Kepala Sekolah tempat GS bertugas dan distempel, serta ditandatangani juga oleh GS yang didampingi KS/PS.

4.   Review Laporan Best Practice
a      Memiliki 12 komponen dengan jumlah total 22 indikator,
b     Pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom “YA atau TIDAK” sesuai dengan penilaian selama ON,
c   Pengisian “Catatan/Sasaran tindak lanjut” diberikan setiap indikator baik yang memberikan tanda centangpada kolom “YA” maupun pada kolom “TIDAK”,
d  Kolom “CATATAN” diisi jika ada temuan-temuan lain selama melaksanakan pendampingan pada ON,
e      Penilaian :
Nilai review RPP =  Skor Perolehan/skor maksimal (22) x 100
Kriteria hasil review RPP adalah sebagai berikut.
Nilai
Kriteria
9< nilai £ 100
Sangat Baik
80 < nilai £ 90
Baik
70 < nilai £ 80
Cukup
60 < nilai £ 70
Kurang
<60
Sangat Kurang
f       Instrumen pedampingan ditandatangani oleh Kepala Sekolah tempat GS bertugas dan distempel basah, serta ditandatangani juga oleh GS yang didampingi KS/PS.

Sumber dari Panduan Pendampingan PKP berbasis Zonasi

12 Oktober 2019

Salam, Pendidikan yang Mendidik

Salam buat Para Pembaca Budiman

setelah sekian lama vakum karena blog ini ada yang usil dengan menempel tulisan tidak layak, saya ingin menyampaikan uneg-uneg deh....

Bagaimana perkembangan implementasi kurikulum 2013 di tempat Bapak Ibu?
Masih adakah kendala di tempat Bapak Ibu?
Belum lagi dengan beberapa perubahan yang kekinian, terkait pembelajaran abad 21, integrasi PPK nya, dan pembelajaran HOTS?

Beberapa kali saya sempat berbagi dengan rekan-rekan guru di beberapa daerah. Setidaknya saya memiliki kesimpulan:
  1. Bagaimana sebenarnya implementasi PPK di sekolah? maaf karena ternyata ada yg membuat persepsi yang beragam dalam implementasi PPK.
  2. Implementasi kurikulum 2013 masih harus dikawal karena masih terdapat kendala di lapangan. salah satunya terkait penilaian 
  3. Beberapa guru bahkan di tempat saya bertugas sekarang juga masih punya kendala dalam mengembangkan instrumen-instrumen penilaian
  4. Terdapat beberapa guru yang masih kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran kekinian 
  5. ada guru yang mengalami kesulitan mengembangkan pembelajaran yang HOTS dan penilaian HOTS
Dan ragam permasalahan lainnya.

Nah, ayo kita berdiskusi dan cutrah pendapat.
Berdasarkan hasil diskusi terbatas, saya memiliki opini berikut.

  1. Program penguatan pendidikan karakter merupakan bagian tidak terpisahkan dalam manajemen sekolah, sehingga kegiatan PPK di sekolah merupakan kegiatan integral. Sesuai dengan Panduan Impelemtasi PPK, dapat diketahui bahwa PPK dilaksanakan berbasis kelas, berbasis masyarakat dan berbasis budaya. Sehingga dalam implementasinya tidak terpisah dengan manajemen sekolah. PPK berbasis kelas dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. PPK berbasis masyarakat diwujudkan dalam bentuk peran partisipasi masyarakat dalam kegiatan sekolah, berupa orang tua mengajar dll, kelas inspirasi dan motivasi, kerjasama dengan DUDI, toga dan tomas, serta unsur masyarakat lainnya. PPK berbasis budaya diwujudkan melalui ragam kegiatan pembiasaan di sekolah dan luar sekolah.
  2. Implementasi kurikulum 2013, meskipun menurut peraturan sudah harus tuntas semua daerah mengimplementasikan pada tahun pelajaran 2019/2020, namun masih ada sebenarnya daerah yang belum 100% mengimplementasikannya. sehingga tetap diperlukan upaya penguatan dan pendampingan dalam implementasi kurikulum 2013. 
  3. Perangkat pembelajaran kekinian (RPP, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian) juga memerlukan pendampingan intensif oleh kepala sekolah dan atau pengawas dengan prinsip kolegial. 
Sementara ini dulu Gan, curah pendapat saya... sambil nanti disempurnakan. 
maklum karena blog ini baru aktif juga...

terima kasih 
Salam Pendidikan yang Mendidik


5 Januari 2016

Maaf, Blog Diganggu

Salam kepada Para Pembaca
Berhubung blog saya ada yang usilin dengan menutup halaman posting saya dengan posting yang tidak saya harapkan, maka saya tidak aktif dulu sampai dengan mendapat solusi untuk menghilangkan posting pengganggu tersebut.
mungkin ada diantara pembaca yang dapat membeerikan solusi, terima kasih.
Salam

25 Februari 2015

Puisi Lingkungan

Lingkunganku untuk Sekarang dan Nanti
By Agus Wahyudi

Fajar terbit menyambut hari
Pertanda Tuhan memutar Bumi
Embun perlahan kian menepi
Memberi harapan makhluk di bumi
Udara sejuk mengalir tiada tepi,
Air menunjukkan pesonanya tanpa henti,
Bumi tempat berpijak untuk mengabdi,
Ketulusan hati menjadi energi,
Ibarat paket Tuhan bagi diri
Memberi kehidupan nyaman nan asri.
Tuhan telah dan akan menetapkan janji
Bagi makhlukNYA yang memelihara Bumi
Mempertahankan lingkungan agar lestari
Dapat dinikmati untuk esok hari
Demi kenyamanan hidup penerus generasi

Salam Hijau Lestari  25022015 - gswahyudi@gmail.com

16 Agustus 2014

Coretan Renungan Pendidikan pada Ulang Tahun Negaraku Indonesia

Sahabat blogger...
Salam kemerdekaan Indonesia... MERDEKA...MERDEKA...MERDEKA....
Pada tanggal-tanggal ini di berbagai daerah dan juga sekolah banyak disibukkan dengan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut datangnya tanggal 17 Agustus.
Tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang sangat bersejarah bagi sebuah negara "Indonesia". Di tengah hirup pikuk permasalahan yang ada di negara kita saat ini, mulai hasil pilpres 2014, menanggapi sambutan Bapak Presiden, permasalah isu SARA, permasalahan ISIS, perkelahian pelajar, pelecehan "seksual", maraknya sosial media yang kadang memberikan kontribusi negatif terhadap generasi muda kita, dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang lain.
Ada hal penting yang harus tetap kita renungkan, pikirkan dan rencanakan untuk masa yang akan datang, yaitu dari sudut pandang kami yang hingga saat ini masih menjadi pendidik.
1. Sebagian potret pendidikan hingga saat ini (gambar dari sumber di bawah ini)
http://www.islampos.com/potret-buram-pendidikan-indonesia-41139/bocah-seberangi-sungai2/ 
http://gea.itb.ac.id/2013/05/03/potret-pendidikan-di-negeri-yang-katanya-sudah-merdeka/
http://wahyuewulandarie.blogspot.com/2013/03/memburuknya-wajah-pendidikan-di.html
http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/13/-potret-pendidikan-banten-dulu-kelas-ini-malah-seperti-kandang-kerbau-618943.html
http://kafilahtauhid.wordpress.com/2014/05/30/potret-buram-pendidikan-anak-modern/
http://mimanusaci.wordpress.com/2012/05/27/salah-satu-sisi-potret-pendidikan-di-indonesia-ditengah-canangan-pendidikan-karakter-bangsa/

bocah seberangi sungai2 300x200 bocah seberangi sungai2 Untitled-5  13869079591615263810  

Atau sebagian potret pendidikan yang lain hingga saat ini (gambar dari sumber di bawah ini)
http://www.boalemokab.go.id/id/berita-220-bupati--wabup-sambut-jawara-lpi-2014.html
http://williambudiman.com/2014/05/13/berkaca-dari-finlandia-penghasil-sistem-pendidikan-terbaik-dunia/

 Quote SB - indikasi kesuksesan pendidikan
Atau sekolah-sekolah dan daerah lain dengan perhatian fasilitas pendidikan yang memadai.

Merupakan sebagian kecil dari potret pendidikan hingga tahun 2014 ini.

2. Apa yang harus kita upayakan dan lakukan?
Sebagai pendidik, kita mempunyai upaya besar untuk semaksimal mungkin menjadikan generasi kita menjadi generasi yang capable dan competitive. Usaha  besar itu akan membuahkan hasil apabila semua sistem pendukungnya solid dan mempunyai visi yang sama. Diantara komponen pendukungnya, menurut penulis adalah:
a. Orang tua; merupakan pendukung utama. Karena pada hakikatnya yang bertanggungjawab mendidik adalah orang tua, terutama ibu. Kualitas anak terutama dari sisi karakter banyak ditentukan oleh bagaimana orang tua mendidiknya.
b. Sekolah; merupakan lingkungan penyedia layanan pendidikan baik sekolah pemerintah maupun swasta. sekolah menjadi tangan pemerintah adalah melaksanakan misi pendidikan, karena sekolah sebagai pelaksana kurikulum pusat yang ditetapkan. Tiap sekolah juga memiliki visi dan misi demi mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan nasional sesuai dengan ciri khas setiap sekolah.
c. Pemerintah; sebagai penentu arah pendidikan nasional, yang bertanggung jawab dalam menentukan tujuan pendidikan nasional, menentukan kurikulum, dan mendukung implementasinya di sekolah, menentukan bentuk evaluasinya, serta mensupport penyediaan layanan pendidikan secara nasional atau daerah.
d. Masyarakat; sebagai lingkungan pendidikan yang sering tidak menyadari fungsi keberadaannya bagi kepentingan pendidikan. Masyarakat perlu menyadari arti pentingnya bagi keberhasilan pendidikan.

Mudah-mudahan dengan sinergi semua komponen pendidikan tersebut, Indonesia sebagai negara dengan luas dan keberagaman wilayahnya akan menjadi bangsa yang terdidik dan mampu bersaing secara nasional di tingkat global.

Agar upaya itu dapat terarah dan berhasil, tentunya bukan hal yang sederhana dengan tingkat kompleksitas permasalahan yang ada. Hal sederhana yang mungkin dapat kita lakukan, menurut keterbatasan penulis  adalah...
1. Sebagai Pelajar; Ayo menjadi pelajar yang tangguh untuk belajar. karena kita belajar sekarang ini dengan segala kesulitannya, masih lebih layak daripada masa-masa para pejuang untuk dapat bersekolah dengan layak.
2. Sebagai Pendidik; Ayo menjadi Guru yang Mendidik. Guru yang tidak sekedar mengajar tapi mempunyai semangat untuk mendidik dan membelajarkan generasi agar siap dengan tangguh bersaing pada jamannya. Pendidik yang tidak merasa selalu yang paling benar dan sanggup untuk menjadi pendidik yang berbudaya Indonesia. Mengingat pendidik sekarang hanya meneruskan pejuang pendidikan masa lalu yang telah berjuang mendidik dan berjuang demi kemerdekaan.
3. Sebagai Pengawas; Ayo menjadi pengawas yang sanggup bersinergi positif dengan pendidik dan sekolah dalam mendukung tercapainya semangat mendidik berkemajuan dan berbudaya Indonesia. Pengawas yang dengan tepat melaksanakan tupoksinya dengan menghargai karakter dan ciri khas sekolah masing-masing.
4. Pemerintah; Menjadi motor semangat yang membakar bagi para pendidik untuk memberikan kontribusi bagi peserta didik dalam menyongsong masa depannya.
5. Orang tua; Ayo menjadi orang tua yang mendidik dengan memberikan pendidikan kepada anak secara proporsional dan bertanggungjawab. Anak hidup untuk masa yang akan datang, bukan hidup untuk menjalankan keinginan orang tua yang tidak tercapai.
6. Sebagai apapun profesi kita; Ayo bersemangat untuk menjalankan profesi kita masing-masing dengan bertanggung jawab, mengingat kita menjadi bagian dari masyarakat yang mempunyai peran sebagai lingkungan pendidikan juga. So, kita tidak akan saling menyalahkan ketika ada permasalahan pendidikan di sekitar kita, karena kita mempunyai tanggung jawab yang sama hanya dengan cara dan tempat yang berbeda.

Demikian coretan penulis, jika ada kata yang tidak senonoh dan tidak berkenan, penulis memohon maaf kepada semua pembaca yang budiman.
Bravo pendidikan yang berbudaya dan kompetitif .....
Bravo negaraku Indonesia....
Semangatlah semua......
Move on to be great.......
MERDEKA ...MERDEKA....MERDEKA...!

24 Februari 2014

Tetap Menjadi Guru yang Mendidik dan Bebudaya

Salam buat semua pembaca yang budiman!

Sebuah pepatah mengatakan bahwa "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari" adalah pepatah lama yang sering diperdengarkan oleh guru bahkan masyarakat pada umumnya. Tulisan singkat tersebut mampu menjadi inspirasi bagi guru agar dalam kesehariannya memperlihatkan perilaku yang patut ditiru oleh siswanya. Oleh karenanya, memang menjalankan profesi keguruan berbeda dengan profesi-profesi lainnya. Dalam menjalankan profesi keguruan, seorang guru hendaknya telah dibekali dengan segudang ilmu didaktik metodik pembelajaran. Bekal tersebut bukan hanya untuk kepentingan proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas, namun lebih dari itu adalah untuk kepentingan mendidik anak bangsa. Tugas ini memang bukanlah tugas yang ringan, karena tantangan yang akan dihadapi anak-anak sekarang jauh lebih berat dibandingkan keadaan yang ada saat ini. Hal ini memerlukan guru yang mampu mendidik profesional untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi masa depannya yang lebih kompetitif di era global. Guru tidak lagi dengan paradigma membelajarkan anak-anak seperti guru dulu diajar oleh gurunya waktu itu, akan tetapi menjadi guru inspiratif dan guru masa depan yang membelajarkan kepada anak-anak tentang how to learn, how to do, how to life together and how to face the world. Sehingga anak tidak hanya dibekali pengetahuan semata. Hal ini akan menjadi pilar pembelajaran kekinian yang berbasis akhlak sipiritual dan sosial, pengetahuan dan psikomotor, sehingga anak-anak dapat menjadi generasi yang cerdas spiritual, cerdas sosial emosional, cerdas intelektual, dan cerdas fisiknya.

So...untuk mencapai itu semua, tentunya juga diperlukan guru yang pendidik, yaitu guru visioner yang cerdas spiritual, cerdas sosial emosional, cerdas intelektual, dan cerdas fisiknya. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa memampukan dan menguatkan kita-para pendidik agar menjadi guru yang menjadi tangan Tuhan dalam mendidik generasi yang akan datang. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin...

Wassalam
Yuuk menjadi Guru yang mendidik dan inspiratif

10 Desember 2013

Kendala dan Upaya Solusi Kurikulum 2013


Bagaimana Kendala dan Solusi Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Sasaran.

Berikut ini sebagian dari kendala dan upaya solusi dari sekolah sasaran kurikulum 2013 jenjang sekolah dasar hingga menjelang akhir semester gasal 2013/2014, berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa teman di SD sasaran implementasi kurikulum 2013; (catatan, apa yang kami kemukakan bukan dengan tujuan untuk melemahkan, namun mari kita carikan solusi terbaik dari setiap permasalahan terkait dengan implementasi kurikulum 2013). Tuhan pasti akan menunjukkan kebenaran dan hasil terbaik dari upaya tulus kita dalam memperbaiki dan memajukan pendidikan dan pembelajaran di tempat kita masing-masing. Remember... mendidik dan membelajarkan adalah bentuk tugas mulia keTuhanan. Let's be the inspire teacher....

NO
ASPEK
KENDALA
SOLUSI
1
Perangkat awal
1.   Struktur kurikulum sekolah tidak sama tiap lembaga namun diminta seragam sesuai petunjuk pengawas
2.   RPP masih terpaku pada buku guru dan buku siswa
3.   Buku siswa berbasis kegiatan bukan indikator pembelajaran
1.   Upaya penyesuaian sesuai dengan perkembangan pemahaman tentang kurikulum 2013 (permendikbud nomor 67 dan 81A)
2.   Pelatihan dan pemantapan penyusunan perangkat pembelajaran agar guru menjadi kreatif
3.   Pengembangan indikator berdasarkan KD oleh guru
2
Pembelajaran
1.   Penerapan pendekatan saintifik pada beberapa guru yang paradigmanya “teacher center” tidak telaten
2.   Guru mengalami kesulitan dengan pendekatan berbasis saintifik (5M)
3.   Alokasi waktu dengan banyaknya tema kurang sesuai sehingga ada beberapa PB yang harus digabung dengan PB selanjutnya
4.   Penilaian proses pembelajaran yang tidak dapat tuntas dilakukan guru karena jumlah siswa yang melebihi SNP
5.   Muatan kebahasa Indonesiaan kurang dalam konten tidak terlalu banyak. Contoh: tentang sinonim, antonim, menyusun kalimat, dll 
1.   Penguatan pendekatan saintifik pada guru melalui KKG
2.   Guru perlu mendapatkan pelatihan secara kontinyu agar mahir mengimplementasikan 5M, karena 5M menunjang penguatan proses pembelajaran
3.   Menggunakan paket subtema dengan tidak terpaku pada PB
4.   Penilaian melalui penggolongan sesuai kemampuan siswa, tidak “person by person”
5.   Guru dituntut untuk kreatif mengembangkan materi dan proses pembelajaran bahasa Indonesia
3
Penilaian hasil belajar
1.   Belum jelasnya model raport pada awal-awal implementasi, bahkan hingga sekarang
2.   Khusus tentang penulisan raport semester, terdapat beberapa perbedaan pendapat antara Pengawas Sekolah dan sebagian Kepala Sekolah tentang penulisan deskripsi setiap penilaian
3.   Kemampuan guru dalam menyusun rubrik penilaian dan adanya penilaian subyektifitas guru
1.  Guru dan kepala sekolah berusaha sambil mempersiapkan macam-macam antisipasi penilaian
2.   Dengan adanya perbedaan tsb, maka sebagian sekolah akan mencetak sendiri format buku rapor yang lebih sesuai menurut sekolah
3.   Perlu pendampingan berkala dan pembimbingan dalam menyusun instrumen




Program PKP berbasis Zonasi

Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi Dalam beberapa bulan terakhir, banyak guru dari SD dan SMP yg mengikuti Peningkatan K...